Habib Rizieq Ngadu ke Pimpinan DPR: Langkah Presiden Jokowi Provokatif

KusukaNews.com - Ketua DPR RI Ade Komarudin bersama dua wakilnya, Fadli Zon dan Fahri Hamzah menerima para ulama yang tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (17/11).

Hadir mewakili GNPF-MUI, Ketua dewan pembina GNPF-MUI Habib Rizieq, Sekjen GNPF-MUI Muhamad Al Khattath, Ketua Umum DPP FPI, Ahmad Sobri Lubis dan beberapa ulama lainnya. 

Kepada para pimpinan DPR RI, Rizieq menceritakan soal sikap Presiden Joko Widodo yang tak mau menemui pendemo Aksi Bela Islam II pada 4 November lalu. Sikap itu dinilainya sebagai langkah provokatif. Padahal, aksi yang dilakukan oleh ratusan ribu pendemo itu merupakan aksi terpuji yang damai.

"Itu menjadi salah satu faktor yang bernilai profokatif terhadap peserta aksi saat ini. Provokator utamanya sikap presiden yang tidak bersedian menerima habaib ulama yang datang berdialog secara damai dari hati ke hati," sesalnya.

Persoalannya menjadi rumit ketika aparat keamanan mengambil tindakan represif. Padahal, saat tindakan represif itu diambil, delegasi pendemo masih melakukan negosiasi dengan Wapres Jusuf Kalla, Menko Polhukam didampingi Menag Lukman Hakim Saifudin, Panglima TNI Gatot Bramantiyo, dan Kapolri Tito Karnavian.

"Ini betul-betul mencoreng daripada penegakkan hukum di kita punya negeri. Delegasi kita yang sedang negosiasi Arifin Ilham. Kami diluar menunggu hasil pertemuan tersebut tapi aparat lakukan tindakan represif. Kami tolak aparat dalam tindakan represifnya itu karena protab. Kalau protab dijalankan justru menimbulkan kerusakan atau ketertiban umum sendiri sangat tidak masuk akal," jelasnya.

Rizieq mencurigai adanya komando lain. Hal itu berdasarkan kesaksian para pendemo, dimana mereka sangat terkejut ketika mendengar dan melihat adanya tembakan gas air mata yang ditembakan aparat ketika masih ada negosiasi.
"Kalau ada komando lain saat gerakan tersebut sangat membahayakan. Bagaimana berulang kali Bapak Kapolri menyatakan saya Jenderal Tito untuk stop tembakan tapi tembakan tetap berlangsung. Bapak Kapolri akhirnya diambil alih Panglima TNI. Tapi lagi-lagi instruksi kedua, tidak mampu untuk mengehentikan penembakan tersebut. Sehingga saya dan Munarman menyuarakan sempat kami sebutkan perhatikan komandan untuk stop tembakan. Itu terus kita suarakan baru mereda," bebernya.

Lebih lanjut Rizieq berharap agar DPR RI menjalankan fungsi pengawasannya untuk menyelidiki, mendalami apa yang sebenarnya terjadi. Siapaun yang mengeluarkan komando tembakan tersebut.

"Cara pembatasan atau pelaksana yang menurut aparat protab, setau kami pembubaran suatu aksi pada saat pembubaran gas air mata. Terutama ditembakan ke atas bukan ke peserta aksi. Ditembakkn satu persatu tidak diberondong di Istana. Sebagian ke atas, banyak yang diarahkan langsung ke peserta aksi," ungkapnya.

Imam Besar FPI ini mengaku memiliki bukti dan data lengkap. Yakni video maupun foto penembakan gas air mata itu.

"Persoalan ini berpotensi menimbulkan ketegangan. Kami tidak terima habaib ulama diperlakukan sedemikian rupa," pungkasnya. [rmol]

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Habib Rizieq Ngadu ke Pimpinan DPR: Langkah Presiden Jokowi Provokatif"

Posting Komentar