KusukaNews.com - Ada empat poin utama yang disampaikan Fuad Bawazir dalam diskusi
kebangsaan "Kasus Ahok, Sasar Jokowi" di Warung Daun, Cikini, Jakarta
Pusat, Kamis (17/11).
Pertama, terkait rencana
demo akbar lanjutan, 25 November mendatang oleh Gerakan Nasional Pendukung
Fatwa - Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
"Rencana demo damai
25 November, berpotensi berubah menjadi revolusi nasional dengan korban
utamanya Ahok dan tumbangnya Jokowi," ujar mantan Menteri Keuangan era
Presiden Soeharto ini.
Menurut Fuad, demo akbar
itu juga berpotensi menyebabkan krisis ekonomi sebagai imbas dari gejolak
sosial politik. Publik akan takut dan menarik uang tunai dari semua Bank.
"Sehingga kurs
rupiah bisa cenderung ambruk dan dikhawatirkan pengusaha pada ngacir, dan
lainnya," ungkapnya.
Poin ketiga, lanjut
Fuad, terkait akibat kerusuhan sosial yang bakal berimbas pada krisis politik
dan ekonomi.
Dia menyesalkan, pihak
pemerintah kurang peka karena tidak bersikap secara arif dan bijaksana untuk
mencegah hal tersebut.
"Saya pun sedih
melihat sikap pemerintah aneh dan lucu, potensi nyata di depan mata itu
bukannya disikapi dengan arif dan cerdas. Tetapi sepertinya dengan langkah
panik yang menurut hemat saya justru keliru," urai mantan ketua KAHMI itu.
Kemudian, di poin
keempat, Fuad menilai safari politik dan kunjungan Presiden Jokowi ke Markas
TNI-Polri sebagai langkah provokatif dan show of force.
Hal itu, kata Fuad,
justru menimbulkan kontroversi, sinisme dan spekulasi di tengah publik.
"Saya ingatkan
bahwa seloyal-loyalnya TNI dan Polri kepada Presiden, pasti akan lebih loyal
kepada rakyat," demikian Fuad.
Dalam diskusi tersebut,
Fuad didampingi narasumber lainnya dari beverapa kalangan tokoh nasional. Mulai
dari budayawan Ridwan Saidi, aktivis 98 Sri Bintang Pamungkas, hingga Ketua
Umum PB HMI Mulyadi Tamsir. [rmol]
0 Response to "Mantan Menkeu: Aksi 25 November Berpotensi Berubah Menjadi Revolusi Nasional Tumbangkan Jokowi"
Posting Komentar