KusukaNews - Ormas Pembela Ahlu Sunnah (PAS) menolak untuk meminta maaf atas
insiden pembubaran Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang digelar di Sabuga,
Bandung, 6 Desember lalu.
Ketua PAS Muhamad Roim menegaskan tidak akan mengikuti permintaan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang meminta mereka meminta maaf atas insiden Sabuga. Roim menegaskan bahwa PAS tidak akan meminta maaf karena merasa apa yang mereka lakukan sudah benar.
“Salahnya di mana? Kita kan tidak membubarkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Komplek Masjid Istiqamah, Jalan Citarum, Kota Bandung, Minggu (11/12).
Sebelumnya, PAS mengklarifikasi bahwa saat itu mereka hanya mengingatkan pihak KKR bahwa jadwal peribadatan yang telah dilakukan oleh mereka sudah habis waktunya.
“Karena hanya sampai pukul 16.00 WIB sesuai kesepakatan dengan pihak Kesbangpol Bandung,” ujar Tim Kuasa Hukum PAS Farchat .
Ketua PAS Muhamad Roim menegaskan tidak akan mengikuti permintaan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang meminta mereka meminta maaf atas insiden Sabuga. Roim menegaskan bahwa PAS tidak akan meminta maaf karena merasa apa yang mereka lakukan sudah benar.
“Salahnya di mana? Kita kan tidak membubarkan,” ujarnya dalam jumpa pers di Komplek Masjid Istiqamah, Jalan Citarum, Kota Bandung, Minggu (11/12).
Sebelumnya, PAS mengklarifikasi bahwa saat itu mereka hanya mengingatkan pihak KKR bahwa jadwal peribadatan yang telah dilakukan oleh mereka sudah habis waktunya.
“Karena hanya sampai pukul 16.00 WIB sesuai kesepakatan dengan pihak Kesbangpol Bandung,” ujar Tim Kuasa Hukum PAS Farchat .
Muhamad Roim
menambahkan, pemberitaan bahwa PAS membubarkan acara kebaktian adalah tidak
benar. Ia meluruskan bahwa yang terjadi saat itu justru dari pihak panitia yang
membubarkan sendiri jemaat di dalam gedung Sabuga. Panitia juga yang meminta
turun personel paduan suara sat itu.
“Tidak benar kalau dinyatakan terjadi intimidasi, karena terbukti kami perwakilan ormas Islam bisa leluasa Salat Magrib, berdialog, dan menyaksikan staf panitia KKR membagi-bagikan konsumsi. Perwakilan kami bahkan bisa bertukar pikiran sambil tertawa,” pungkasnya.(pojoksatu)
“Tidak benar kalau dinyatakan terjadi intimidasi, karena terbukti kami perwakilan ormas Islam bisa leluasa Salat Magrib, berdialog, dan menyaksikan staf panitia KKR membagi-bagikan konsumsi. Perwakilan kami bahkan bisa bertukar pikiran sambil tertawa,” pungkasnya.(pojoksatu)
0 Response to "Disuruh Kang Emil Minta Maaf, Ormas yang Bubarkan Kebaktian di Sabuga Menolak"
Posting Komentar