Gunakan Kurs Yuan, Jokowi Mau Gertak AS?

KusukaNews - Wakil Ketua Komisi XI DPR Hafisz Tohir menganggap, permintaan Presiden Jokowi untuk mengganti acuan kurs rupiah dari dolar AS ke yuan China hanya sebagai alat penggertak. Sebab, dalam kenyataannya, sangat sulit mengganti dolar dengan yuan.

‎”Saya menduga, permintaan Presiden Jokowi untuk menjadikan yuan sebagai alat tukar utama cuma untuk menggertak Amerika dan Jepang. Supaya realisasi investasi di 2017 dari negara-negara maju itu lebih meningkat ke Indonesia‎,” ucapnya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (8/12).

‎Permintaan Presiden untuk mengganti alat ukur rupiah dari dolar ke yuan itu disampaikan saat menjadi pembicara kunci di acara Sarasehan 100 Ekonom yang digelar Indef, di Jakarta, Selasa lalu. Menurut Presiden, kurs rupiah dan dolar bukan lagi tolok ukur yang tepat. Sebab, ekspor Indonesia ke Amerika saat ini tidak begitu signifikan, hanya 10 persen.

“Artinya, kurs rupiah-dolar semakin tidak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia,” ucap Jokowi, kala itu. Sedangkan dengan China, lebih strategis. Sebab, total ekspor Indonesia ke China mencapai 15 persen.

Di mata Hafisz, pernyataan Jokowi itu hanya pancingan. Harapannya, setelah ada pernyataan itu, Amerika akan melobi Indonesia, dan ujung adalah komitmen Amerika menambah investasinya di Tanah Air.
Apabila Indonesia mau menggunakan yuan sebagai alat tukar utama, lanjutnya, akan berisiko. Sebab, hingga saat ini, perekonomian China belum stabil. Hal tersebut akan memberikan risiko dan ketidakpastian bagi pelaku ekonomi di Indonesia.

‎”Mengingat perekonomian China sedang menghadapi laju pertumbuhan yang menurun, kurang tepat jika Indonesia menggunakan yuan sebagai alat tukar utama. Apalagi Trump effect turut serta menguatkan dolar AS di pasaran uang dunia,” jelas politisi PAN ini.

Kata Hafisz, dunia memakai dolar AS bukan tanpa alasan. Dolar menjadi alat tukar utama karena ekonomi Amerika yang relatif stabil.

“Dulu sempat ada wacana untuk menjadikan euro menjadi alat tukar utama, tetapi sangat riskan. Sebab, selain mata uang baru, euro juga relatif fragile, karena rentan terhadap perpecahan,” jelasnya.(pojoksatu)

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Gunakan Kurs Yuan, Jokowi Mau Gertak AS?"

Posting Komentar