KusukaNews - Sejak dipimpin Presiden Joko Widodo, pertumbuhan ekonomi
Indonesia justru dipandang melambat.
Secara tahunan (year on
year) ekonomi Indonesia hanya 4,7 persen. Melambat dibandingkan pertumbuhan
periode yang sama tahun sebelumnya.
Jaringan Aktivis Pro
Demokrasi (Prodem) mencatat beberapa indikator perekonomian Indonesia yang
memburuk selama dua tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Di antaranya, nilai
tukar rupiah melemah dibarengi dengan neraca ekspor yang negatif tetapi impor
justru meningkat. Kemudian jumlah hutang bertambah. Prodem kuatir pemerintah
kembali akan mencekik dan merampas keuangan masyarakat menaikkan harga BBM dan
komoditas kebutuhan pokok. Tujuannya untuk menutupi penerimaan dan pembayaran
cicilan hutang pemerintah.
Kondisi ini diperparah
karena cadangan devisa juga menurun sedangkan laju inflasi tak terbendung,
kemiskinan dan pengangguran meningkat.
Dari sektor
ketenagakerjaan/perburuhan, Prodem mencermati terjadi distorsi di beberapa
perundangan.
"Padahal pasangan
Jokowi-JK memiliki program "Trilayak" yaitu: Kerja layak, Upah layak
dan Kerja layak," jelas Sekjen Prodem, Satyo Purwanto dalam keterangan
tertulisnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (30/12).
Prodem juga menyoroti PP
78/2015 yang dinilai bertentangan dengan pasal 88 dan pasal 89 UU
Ketenagakerjaan (UUK) 13/2003. Akibatnya kenaikan upah tidak seimbang dan daya
beli buruh jadi menurun.
Belum lagi menyoal
Kebijakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mensyaratkan hanya boleh satu
serikat pekerja di sebuah kawasan khusus termasuk Lembaga Tripartit dan Dewan
Pengupahan. Kebijakan ini, tegas Satyo, jelas bertentangan dengan UU 21/2000
tentang Serikat Pekerja termasuk konvensi ILO No. 87 dan No. 98. Dan paling
muktahir, isu serbuan tenaga kerja ilegal asal Tiongkok.
"Jika itu terbukti
dan data bisa diverifikasi maka bencana bagi sektor pekerja d iIndonesia,"
ujarnya, mewanti-wanti
Sementara itu agenda
liberalisme ekonomi terus menyempurnakan diri di negara ini. Faktanya rakyat
terus tergusur dari tanahnya, kasus pencapolakan tanah dan kebun masyarakat
Majalengka, Jawa Barat, akan dibangun bandara berkelas internasional.
"113 penggusuran di
Jakarta termasuk proyek reklamasi di Teluk Jakarta dan Teluk Benoa di Bali
semakin memperjelas negara ini diatur dan dikelola oleh sekelompok elit
pemerintahan berwatak imperialis yang berkongsi dengan segelintir konglomerat
yang bermental hitam," kritiknya.[rmol]
0 Response to "Catatan Akhir Tahun Prodem: Pertumbuhan Ekonomi Melambat di Era Jokowi"
Posting Komentar