PT Conch asal Tiongkok Disoal Lagi, Kali ini Air Sungai Disedot ke Pabrik, Petani Menjerit!

KusukaNews - Para petani di Tabalong mengeluhkan aliran Sungai Jaing di Kecamatan Upau, yang diduga sengaja dibendung oleh PT Conch, perusahaan semen asing di Tabalong. Gara-gara itu, para petani tak bisa mendapatkan pengairan maksimal untuk sawah mereka.

Untuk memenuhi produksi semen perusahaan membutuhkan pasokan air yang banyak. Meski telah memiliki kolam sendiri yang memasok air untuk bahan baku produksi semen, perusahaan juga harus membendung Sungai Jaing yang selama ini menjadi kebutuhan vital para petani di Tabalong.

Bagaimana cara perusahaan memasik air?

Dari penelusuran Radar Banjarmasin, mereka mengambil air dari Sungai Jaing yang jaraknya cukup jauh dari pabrik dengan membuat embung di sebelah sungai yang cukup dalam melebihi kedalaman sungai. Di sanalah air dipompa menggunakan pipa penyedot dan didistribusikan ke pabrik.

Dari pantauan Radar Banjarmasin, bendungan yang diciptakan perusahaan asal Tiongkok itu dibuat setinggi 1 hingga 1 setengah meter dari dasar sungai.

Untuk musim hujan, air bisa saja melintasinya dengan lancar, tanpa terkendala. Namun, untuk musim kemarau melihat debit air yang ada, seluruh aliran air bisa tersedot ke pompa. Karena aliran air menuju embung buatan mereka.

Menurut cerita Rijani, petani setempat, apa yang dilakukan perusahaan cukup mengganggu. Memang untuk pertanian tidak seberapa, karena air masih bisa mengalir. Namun saat kemarau, kebutuhan lainnya dari aliran air sungai tidak terpenuhi. "Karena airnya habis disedot," jelasnya.

Sebelumnya, masalah ini pun sempat bergejolak. Warga setempat yang tidak mendapatkan jatah air meminta perusahaan bertanggungjawab dengan memberikan pompa air sebagai kompensasi. Meski dipenuhi perusahaan, tetapi debit air dirasa terus berkurang.

Pemkab Tabalong pun ikut mencari solusi. Pemkab telah meminta perusahaan Tiongkok itu agar membuat sumur bor dan kolam penampungan sendiri. Hasilnya tidak juga menuai solusi, karena sumur bor tidak menemukan sumber air.

Karena masih saja menyedot air, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat ikut bergerak dengan membentuk Pansus, kemudian meninjau langsung ke lokasi.

"Menyedot air sungai itu melanggar hukum, karena tidak ada izin," kata Ketua Pansus PT Conch South Kalimantan Cement, Kusnadi Uwis.
Meski diprotes oleh masyarakat sekitar, perusahaan tetap bersikukuh karena merasa memiliki izin dari Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Tabalong. Saat itu Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang kewenangan pertambangan dan energi masih dalam kewenangan kabupaten/kota.

Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel Muhammad Amin mengaku tidak mengetahui ada izin tersebut. Mengenai bendungan, ia tak mau menyebut perusahaan melanggar aturan. "Nanti dilihat dulu, jangan-jangan bendungannya hanya sebagian dan air sungai masih bisa mengalir," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Ia menambahkan, untuk memastikan bendungan tersebut dapat merugikan masyarakat dan petani di sepanjang aliran sungai. Dinas ESDM akan meninjaunya secara langsung. "Nanti akan kami cek dulu, apakah kabar tersebut benar," tambahnya.

Jika perusahaan terbukti melanggar, Dinas ESDM Kalsel akan berkoordinasi dengan stakeholder terkait lainnya. Seperti Dinas PU kalsel dan Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kalsel, guna melihat instansi mana yang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan. "Sungai dibendung itu tidak pasti ke ranah ESDM, bisa jadi mereka membendung sungai tidak untuk pertambangkan. Melainkan hanya untuk keperluan mandi," ujar Amin.


Senada, Kepala Bagian Humas PT Conch South Kalimantan Cement, Yandri, mengatakan penyedotan air itu dilakukan saat musim kemarau saja. Sedangkan ketika musim hujan tiba seperti sekarang tidak. "Kalau musim hujan, kami dibantu Tuhan. Air di kolam pabrik cukup," ujarnya. [prokal]

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "PT Conch asal Tiongkok Disoal Lagi, Kali ini Air Sungai Disedot ke Pabrik, Petani Menjerit!"

Posting Komentar