Jawa Barat, 27-29 Oktober 2016.
Gadis berjilbab ini bertekad mempertahankan meraih emas
kelas 58kg yang diraihnya pada Kejurnas Angkat Besi Terbuka Satria Remaja I di
Soreang Bandung, Mei lalu.
Kondisi keuangan
yang pas-pasan dan tampil dengan sepatu pinjaman tidak menyurutkan semangat
lifter putri asal Kalimantan Barat, Aulia Andriani untuk kembali menjadi yang terbaik
pada Kejurnas Angkat Besi Terbuka Satria Remaja II yang digelar Gelanggang Olahraga dan
Kesenian Cibinong,
"Saya datang ke Cibinong dengan tekad ingin mengulang
sukses pada Kejurnas Angkat Besi Terbuka Satria Remaja II,"
ungkap Aulia bersama rekannya Wuri Asmaul Hasnah yang didampingi Suryono selaku
pelatih dan Maryono, pemilik klub angkat besi Sinar Khatulistiwa.
Pelajar SMP Negeri 12 Sungai Raya
Pontianak mengaku
mengenal olahraga angkat besi sejak Sekolah Dasar. Kini, Aulia yang lahir di
Pontianak, 16 Mei 2002 telah menetapkan pilihan angkat besi sebagai karirnya.
"Cita-cita saya dulu menjadi guru. Sekarang, saya
ingin menjadi atlet angkat besi seperti mbak Sri Wahyuni yang meraih perak di
Olimpiade Rio de Janeiro 2016," ujar Aulia yang ditemui di tempat
penginapan Hotel M One Cibinong, Kamis (27/10/2016).
Perjuangan Aulia sampai ke Cibinong patut dapat acungan
jempol. Dia bukan hanya makan dengan ala kadarnya karena minimnya biaya tetapi
harus rela menggunakan sepatu temannya.
"Ya, kami memang harus pintar mengatur keuangan
karena dana memang sangat minim. Ya, makan di warung lah biar irit. Sepatu yang
dipakai Aulia saja boleh pinjam dari rekannya yang tidak berangkat. Yang
penting, Aulia dan Wuri yang memakai sepatu secara bergantian bisa tampil dan
menunjukkan prestasinya," jelas Maryono.
Perjuangan Aulia tidak jauh berbeda dengan Maryono.
Pegawai Dispora ini mendirikan klub Sinar Khatulistiwa dengan modal nekat.
Awalnya, dia hanya menggunakan pipa yang dicor pakai semen dijadikan barbel dan
tempat latihan di halaman rumah. Kini, dia memiliki satu set barbel bekas dan
dua stik dan membuat sawung berukuran 6x10 meter.
"Saya hanya bisa menyediakan barbel bekas karena
harga barunya sangat tinggi. Itupun dananya dari hasil patungan saya dan
Haryono dan bantuan teman-teman. Beberapa tahun lalu, kami pernah mengajukan
permohonan bantuan peralatan pada Kemenpora tetapi sampai sekarang belum
terealisasi," urainya.
Keinginan Maryono dan Haryono cukup besar mencetak lifter
berprestasi. Makanya, mereka terus saja melakukan pembinaan.
"Angkat besi adalah dunia kami. Apalagi, Haryono
adalah mantan lifter angkat berat," selorohnya.
0 Response to "Federasi Sepakbola Inggris Bakal Sanksi Jose Mourinho"
Posting Komentar