KusukaNews - Perintah aparat penegak hukum menindak tegas pengguna dunia maya
dengan tuduhan melanggar hukum menuai kritik. Dengan perintah itu Presiden
Jokowi dianggap anti kritik sekaligus anti demokrasi.
"Indonesia negara
demokrasi dan hukum, jangan jadikan hukum untuk mengkriminalisasi bunga-bunga
demokrasi. Propaganda dari oposisi jalanan harus dijawab dengan kerja nyata
pemerintah. Jangan anti kritik dan anti demokrasi," kata Wakil Ketua Umum
DPP Partai Gerindra, Arief Poyuono, melalui pesan singkat yang
dipancarluaskannya, Jumat (30/12).
Jokowi, sebut dia,
sebaiknya menyikapi bijak dan intropeksi diri atas maraknya kritik terhadap
pemerintah di media online, media mainstream maupun medsos karena muncul akibat
ketidakmampuan Jokowi dalam mengemban amanah. Antara harapan yang dijanjikan
dengan kenyataan tidak sesuai.
"Coba tanya pada
diri sendiri apakah yang digambarkan media tentang kemampuan Jokowi memimpin
Indonesia, apakah menuju perubahan yang lebih baik, sudah ada tanda-tandanya apa
belum? Jadi, pesan saya, presiden sebaiknya santai saja menghadapi kritik di
media. Tidak perlu paranoid, apalagi emosi bicara dengan data yang tidak
tepat," ulas dia.
Lagi pula, gampang saja
mengukur kemampuan Jokowi. Sejak Jokowi jadi presiden, sebut Arief, kurs rupiah
terhadap dolar meroket dari 10 ribu menjadi 13 ribu. Rupiah bahkan terus
mengudara, kadang-kadang menyentuh hampir Rp 15 ribu per dolar AS. Pengangguran
makin bertambah di sektor formal karena banyak jenis pekerjaan yang harusnya
ditempati TKI tapi diisi TKA China.
Ukuran lainnya,
misalnya, pertumbuhan ekonomi yang tidak pernah mencapai target.
Arief mengingatkan
Jokowi untuk siap dibully dan tidak populer di medsos. Bukankah Jokowi bisa
populer dan terpilih jadi presiden karena kekuatan media, baik media main
stream, off stream dan medsos. Sampai-sampai tim Jokowi dulu membuat Jasmev
alias Jokowi Advanced Social Media Volunteers.
"Dan jangan pula
sebuah kritik dan perbedaan cara pandang dalam membangun bangsa dan negara
dianggap makar atau mendiskreditkan pemerintahan. Lalu sedikit-sedikit lapor
dan suruh polisi memprosesnya secara hukum," demikian Arief Poyuono
mengingatkan.[rmol]
0 Response to "Gerindra: Jokowi, Jangan Anti Kritik! Jangan Jadikan Hukum untuk Mengkriminalisasi Demokrasi"
Posting Komentar