KusukaNews - Saat ini Indonesia
menuju rezim fasis karena setiap sikap kritis dan kritik kepada Pemerintah
dianggap menebar hoax dan harus dipenjarakan.
Kesimpulan itu
disampaikan mantan relawan Joko Widodo, Ferdinand Hutahean (05/01). “Bangsa ini
kemudian akan berubah menjadi negara yang dipimpin rezim fasis. Setiap sikap
kritis akan dituding hoax dan harus dipenjara,” tegas Ferdinand.
Ferdinand menegaskan,
ketika isu serbuan tenaga kerja Cina yang deras dibicarakan di media dan media
sosial ditanggapi oleh Presiden Jokowi dengan mengambil langkah hukum terhadap
siapapun yang dianggap menebar hoax.
“Perlukah Presiden harus
begitu reaktif terhadap isu-isu yang dibahas di media maupun media sosial?
Perlukan reaksi itu ditunjukkan dengan sikap otoriter menutup media yang
dianggab berseberangan politik? Perlukah Presiden juga memberikan reaksi dengan
memerintahkan polisi menindak dengan tegas dan keras? Bukankah siapa saja
termasuk Presiden punya hak jawab jika merasa difitnah di media? Bukankah jika
hak jawab ternyata tidak memuaskan kemudian bisa mengambil langkah hukum?”
tanya Ferdinand.
Menurut Ferdinand,
pemerintah yang memegang otoritas penindakan, hanya bereaksi menutup media
online yang kritis kepada pemerintah dengan tuduhan menebar konten ilegal atau
hoax. Namun pemerintah tidak menutup media on line yang menyerang pihak yang
dianggap sebagai lawan politik pemerintah.
“Misalnya pemerintah
tidak serta merta menutup media online yang menuduh Presiden RI ke-6 Soesilo
Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pihak yang mendanai Aksi Bela Islam dan menuduh
SBY di balik pelaku teror bom yang ditangkap di Bekasi. Mengapa hal tersebut
terjadi? Hanya pemerintah yang tahu dan kita hanya bisa menduga-duga dan dugaan
itu tidak perlu kita tuliskan dalam artikel ini karena kuatir dituding menyebar
hoax kemudian ditangkap oleh polisi,” ungkap Ferdinand.
Kata Ferdinand,
penertiban itu harus adil dan berlaku standard yang sama terhadap semua media.
Tidak boleh ada standar ganda karena itu akan mencerminkan ketakutan presiden
terhadap kritik dan bentuk dari sebuah sikap yang anti kritik. “Jika demikian,
maka rezim ini akan dicap sebagai rezim fasis yang memenjarakan kaum kritis dan
membungkam pemikiran kritis demi mempertahankan kekuasaan,” tulis Ferdinand.
Terkait hal itu,
Ferdinand menyarankan, ada baiknya presiden bersikap lebih bijak dalam mereaksi
serangan-serangan kaum oposan kepada rezimnya. Dan kepada semua pihak agar
menggunakan media dengan bijaksana dan bertanggungjawab. [itj]
0 Response to "Kritik Penguasa Dianggap Hoax & Diancam Penjara, Eks Relawan Jokowi: RI akan Berubah jadi Rezim Fasis"
Posting Komentar